Monday, December 27, 2010

Tim Bertolak ke Mendoza


BUENOS AIRES, KOMPAS– Tim ekspedisi tujuh puncak dunia mulai bertolak ke Provinsi Mendoza menggunakan pesawat dari Ministro Pistarini International Airport, Buenos Aires, Kamis (16/12/2010) sekitar pukul 09.50 waktu setempat. Tim akan menginap sehari di Mendoza sebelum mulai mendaki puncak Aconcagua pada Jumat besok.

Tim dijadwalkan tiba di Mendoza, provinsi yang berbatasan dengan Cile, sekitar pukul 12.50 waktu setempat atau malam ini. Setelah itu, tim akan bertemu dengan pihak Aymara, yang menjadi guide pendakian ke Aconcagua, untuk kemudian mengurus perizinan pendakian dan melengkapi peralatan. Tim tujuh puncak dunia menggunakan jasa Aymara sebagai guide dan yang menyiapkan makanan selama pendakian.

Tim ekspedisi tujuh puncak dunia dari Wanadri yang beranggotakan Ardehir Yaftebbi (28), Iwan Irawan (38), Martin Rimbawan (25), Fajri Al Luthfi (25), Nurhuda (23), dan Gina Afriani (22) berencana memulai pendakian pada Jumat melalui jalur normal (normal route) yang merupakan rute paling sering digunakan pendaki.

Wartawan Kompas Harry Susilo yang menyertai para pendaki melaporkan, perjalanan dimulai dengan menggunakan mobil ke pos Taman Nasional Aconcagua di Laguna de Horocones yang kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki selama tiga hari ke base camp Plaza de Mulas (4.230 mdpl).

Dengan melalui serangkaian proses aklimatisasi, tim akan melanjutkan perjalanan melalui Plaza Canada (4.877 mdpl), Nido de Condores (5.334 mdpl), dan Camp Berlin (5.800 mdpl).

Setelah 11 hari pendakian, tim dijadwalkan dapat mencapai puncak Aconcagua pada 28 Desember mendatang. Pendakian ke Aconcagua ini paling aman dilakukan pada saat musim panas di Argentina, yaitu mulai November hingga Maret. Biasanya, pendakian sejak pertengahan Desember hingga akhir Januari merupakan yang terpadat sepanjang tahun.

Selain terkenal karena menjadi pintu masuk ke Aconcagua dan pesona alamnya yang menawan, Mendoza merupakan provinsi yang tersohor produksi anggurnya. Duta Besar RI untuk Argentina Kartini Nurmala Syahrir bahkan mengakui, jika kualitas anggur Mendoza merupakan yang terbaik di Argentina.

Jamuan makan malam

Sebelumnya, dalam jamuan makan malam, Rabu atau Kamis pagi waktu Indonesia Barat, tim dilepas oleh Kartini di kediamannya di Wisma KBRI, Buenos Aires. Pada kesempatan itu, Dubes berharap tim dapat mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi di Amerika Selatan tersebut.

Makan malam itu juga dihadiri rombongan delegasi Badan Pemeriksa Keuangan yang dipimpin anggota BPK Sapto Amal Damandari dan tim sepak bola U-17 dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). BPK hadir di Aconcagua dalam rangka mengaudit keuangan KBRI sedangkan tim sepak bola dari NAD sedang berada di Paraguay untuk berlatih sepak bola selama tiga tahun. KBRI di Argentina juga menaungi negara Paraguay dan Uruguay.

Menurut Kartini, berkibarnya merah putih di puncak Aconcagua yang berada di ketinggian 6.962 meter di atas permukaan laut (mdpl) dapat menjadi ajang promosi bangsa Indonesia di Amerika Selatan. Dia mengapresiasi tim yang mau melanjutkan semangat Norman Edwin, pionir pendakian tujuh puncak dunia dari Indonesia yang juga wartawan Kompas yang meninggal di Aconcagua pada Maret 1992.

Kartini sangat antusias dengan adanya program pendakian ke puncak Aconcagua dan ekspedisi tujuh puncak dunia yang dilakukan pendaki gunung dari Indonesia. “Andaikan saya 15 tahun lebih muda, saya pasti mau ikut serta,” ujar Kartini bersemangat.

Semasa mudanya, Kartini Syahrir juga merupakan sosok yang senang bertualang ke alam bebas. Dia turut bergabung dengan kelompok Mapala Universitas Indonesia pada 1968 dan sempat menjabat Ketua Umum Mapala UI pada 1974. “Saya masuk Mapala UI sebelum almarhum Norman,” katanya lebih lanjut.

0 comments:

Post a Comment

FREE Hosting by CO.NR