Sunday, December 26, 2010

Berkibarlah Merah Putih di Kilimanjaro...


KOMPAS.com- Hempasan angin kencang dan taburan bintang menyelimuti Gunung Kilimanjaro, Tanzania, Afrika, Senin (17/8) dini hari. Ketika mulai berpijak pada ketinggian 5.200 meter di atas permukaan laut (mdpl), langkah Manikmaya Waskitojati (22) mulai terhuyung, napas tersengal, dan kepala terus berputar. Namun, dia tidak berhenti berjalanManik bersama dua anggota tim Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Negeri Semarang (Mahapala Unnes), yaitu Priyo Handoko (23) dan Ivan Hafidh Wasiana (23), bertekad mengibarkan bendera merah putih di Uhuru Peak, puncak Gunung Kilimanjaro yang berada pada ketinggian 5.895 mdpl pada Senin (17/8) pagi.

Semangat itulah yang kemudian mendasari mereka terus melangkah walau perlahan. Dengan kondisi fisik yang terus menurun, air minum yang membeku karena suhu udara

mencapai minus 12 derajat celsius, asupan oksigen ke otak yang semakin menipis karena rendahnya tekanan udara, ketiga mahasiswa tersebut tetap pantang menyerah.

Bahkan, demi membakar semangat, mereka menyanyikan lagu Indonesia Raya sekitar 30 menit sebelum titik tertinggi di benua Afrika tersebut. "Yang ada dalam pikiran kami adalah sampai puncak Kilimanjaro dan mengibarkan merah putih di sana," ujar Ivan, sang ketua tim.

Ketiga mahasiswa Unnes itu memulai pendakian melalui jalur Umbwe Gate, sisi selatan Kilimanjaro. Jalur ini merupakan jalur pendakian terpendek dan tersulit dari lima jalur lainnya, yaitu Mweka Gate, Marangu, Machame, Shira (semuanya terletak di Tanzania), dan Loitokitok (Kenya). Gunung Kilimanjaro terletak di dua negara yaitu Tanzania dan Kenya.

Bukan tanpa persiapan, perjalanan yang ditempuh selama 11 hari ini (6 hari pendakian dan 5 hari perjalanan darat) yang mereka rencanakan sejak November 2008 lalu itu. Mulai dari persiapan fisik, perbekalan, psikologi, dan bahasa terus dilatih tanpa jeda.

Tak pelak, kegiatan yang menelan biaya hingga Rp 230 juta itu mendapat dukungan penuh dari pihak universitas. Rektor Unnes Sudijono Sastroatmodjo mengatakan, selain memberikan dukungan biaya, pihak universitas juga memfasilitasi kemudahan jaringan dari Indonesia menuju Kenya dan Tanzania.

Ketua Umum Mahapala Unnes Khaerul Hamzah mengatakan, pendakian Gunung Kilimanjaro ini merupakan bagian awal dari program jangka panjang Mahapala yang berambisi untuk mendaki tujuh puncak tertinggi di dunia, yaitu, Mount Everest (Nepal dan China), Elbrus (Rusia), Mckinley (Alaska), Aconcagua (Argentina), Mckinley (Amerika Serikat), Kosciuszko (Australia), dan Carstenz Pyramide (Indonesia).

Yang pasti, walaupun membawa misi perjalanan hingga ke luar tanah air, ketiga pencinta alam dari Unnes itu tidak akan melupakan kewajibannya. Sampah yang dihasilkan selama perjalanan, mereka bawa pulang tanpa sisa dan tidak ada satu benda pun yang mereka bawa dari Kilimanjaro sebagai buah tangan.

Semangat itu persis sesuai dengan pemeo para pencinta alam, take nothing but picture, leave nothing but footprints, and kill nothing but time (tidak mengambil apapun kecuali foto, tidak meninggalkan apapun kecuali jejak kaki, dan tidak membunuh apapun kecuali waktu). (HARRY SUSILO)

0 comments:

Post a Comment

FREE Hosting by CO.NR